Manusia pelupa
Manusia lupa asal-usulnya
Dia tersangka, dialah segalanya
Yang pelupa itulah namanya
Dan yang terleka itulah manusia
Ramai manusia tidak kenal dirinya
Dijadikannya makhluk sempurna
Diuji sementara dimuka dunia
Bertanggung ia pada perlakuannya
Manusia lupa, manusia alpa
Manusia bersahaja,manusia leka
Manusia berlari mengejar mimpi
Apa yang dicarinya hanya illusi
Manusia runsing bila ia prasangka
Semua sekeliling menjadi musuhnya
Manusia fikir mencipta sengketa
Moga ia beruntung darinya
Bila berjaya terdetik rasa bangga
Dilubuk hatinya pula ia bicara
Bermegah-megah dalam diam berkata
Lupa seketika pada penciptaNya
Ulang
Ramai manusia inginkan kebendaan
Biar pun caranya, cara kekerasan
Akhirnya dia tak tentu haluan
Bila ada saja yang hasad memandang
Zahirnya tenang, batin haru biru
Itu nasibnya manusia yang menipu
Biarkan saja ku bersyukur selalu
Dan biarkan luncai terjun bersama labu
Ulang
Satu nafaz, satu lafaz
Satu kalimah, satu syahadah
Kita terleka, terkelu lidah
Terkunci hati, diremote control
Rasa gila kuasa, rakus tamak haloba
Hei orang kita telah mencipta
Tuhan mereka mesin berhala
Hei orang kita memuja-muja
Si kotak sakti tidak bernyawa
Wahai penghuni penyewa alam semesta
Duhai jiwa termenung terpukau silau sihir dunia
Apakah masih buta tuli di dalam hati
Mestikah lagi menipu diri sendiri
Kiblat mu kini menjadi - 5 2 inci
Takwa mu pula - terhias indah terkunci rapi dalam almari kaca
Ulang
Satu nafaz, satu lafaz
Satu kalimah, satu syahadah
Hapuskan haloba dan ingin
Nafsu dan mahu, terlepas waktu, terabaikan mu
Sehingga tidak ku rasa kering nafasmu
Harap kau begitu dekat dengan jantungku
Kau pujuk diriku ketika menyeru manakala aku selalu melupakan Mu
Satu nafas, satu lafaz
Satu kalimah, satu syahadah
Satu lafaz awal pertama menyambut keagungan semesta dengan zikir ibadah
Manusia lupa asal-usulnya
Dia tersangka, dialah segalanya
Yang pelupa itulah namanya
Dan yang terleka itulah manusia
Ramai manusia tidak kenal dirinya
Dijadikannya makhluk sempurna
Diuji sementara dimuka dunia
Bertanggung ia pada perlakuannya
Manusia lupa, manusia alpa
Manusia bersahaja,manusia leka
Manusia berlari mengejar mimpi
Apa yang dicarinya hanya illusi
Manusia runsing bila ia prasangka
Semua sekeliling menjadi musuhnya
Manusia fikir mencipta sengketa
Moga ia beruntung darinya
Bila berjaya terdetik rasa bangga
Dilubuk hatinya pula ia bicara
Bermegah-megah dalam diam berkata
Lupa seketika pada penciptaNya
Ulang
Ramai manusia inginkan kebendaan
Biar pun caranya, cara kekerasan
Akhirnya dia tak tentu haluan
Bila ada saja yang hasad memandang
Zahirnya tenang, batin haru biru
Itu nasibnya manusia yang menipu
Biarkan saja ku bersyukur selalu
Dan biarkan luncai terjun bersama labu
Ulang
Satu nafaz, satu lafaz
Satu kalimah, satu syahadah
Kita terleka, terkelu lidah
Terkunci hati, diremote control
Rasa gila kuasa, rakus tamak haloba
Hei orang kita telah mencipta
Tuhan mereka mesin berhala
Hei orang kita memuja-muja
Si kotak sakti tidak bernyawa
Wahai penghuni penyewa alam semesta
Duhai jiwa termenung terpukau silau sihir dunia
Apakah masih buta tuli di dalam hati
Mestikah lagi menipu diri sendiri
Kiblat mu kini menjadi - 5 2 inci
Takwa mu pula - terhias indah terkunci rapi dalam almari kaca
Ulang
Satu nafaz, satu lafaz
Satu kalimah, satu syahadah
Hapuskan haloba dan ingin
Nafsu dan mahu, terlepas waktu, terabaikan mu
Sehingga tidak ku rasa kering nafasmu
Harap kau begitu dekat dengan jantungku
Kau pujuk diriku ketika menyeru manakala aku selalu melupakan Mu
Satu nafas, satu lafaz
Satu kalimah, satu syahadah
Satu lafaz awal pertama menyambut keagungan semesta dengan zikir ibadah